Kutipan tentang “Kanker Payudara”

Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
49
Bab 5
KANKER PAYUDARA
PENDAHULUAN
Penyakit kanker payudara seringkali menghantui pikiran kaum wanita dan
merupakan hal yang wajar, karena organ kewanitaan yang satu ini memang
merupakan simbol kaum hawa.
Mereka berusaha menjaganya sekuat tenaga dengan berbagai cara agar tidak
hilang keindahannya meski telah dimakan usia. Sebagian dari mereka
berpendapat bahwa payudara merupakan salah satu modal bagi kepercayaan
dirinya dan memang pada umumnya perasaan rendah diri muncul pada mereka
yang kebetulan tidak dikaruniai buah dada ideal yang kemudian dijadikan lahan
bagi penyedia alat-alat yang menjanjikan bentuk buah dada ideal atau ‘sexy’.
Upaya penjagaan keindahan ini tidak hanya terbatas pada berbagai olah jasmani
atau penggunaan alat-alat yang dirancang sedemikian rupa, sehingga dalam
perkembangannyapun mulai dari alat sederhana hingga alat canggih dengan
pertimbangan ekonomis yang cermat tetap berlangsung, tetapi bahkan sampai
mengorbankan fungsi payudara yang hakiki yaitu sebagai penghasil susu
makanan pokok anak-anak mereka. Fungsi ini dialihkan kepada hewan dengan
alasan yang tidak masuk akal : “Takut payudara saya rusak Dok, Nanti suami
saya tidak sayang lagi kepada saya, Karir saya sebagai foto model bisa
terganggu…….” dan sebagainya.
Risiko sakitpun dihadapi untuk mendapatkan bentuk payudara yang indah, tidak
jarang keindahan yang diburu malah berbuah sebaliknya, kerusakan bentuk
karena injeksi silikon seringkali terjadi dan biasanya menimbulkan keluhan
berkepanjangan.
Oleh karena itu tidak dapat disangkal lagi bahwa seorang wanita akan shock bila
dinyatakan bahwa dirinya mengidap tumor di payudaranya.
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
50
Tumor payudara :
Tumor dalam bahasa Latin mempunyai arti harfiah berarti benjolan abnormal
pada tubuh yang dapat terjadi di seluruh bagian tubuh kecuali rambut dan kuku.
Tumor payudara terdiri dari 3 macam yaitu yang digolongkan pada :
• bukan neoplasma
• neoplasma jinak
• neoplasma ganas
Dari sebutan neoplasma, kita dapat mengartikan sebagai jaringan baru yang
tumbuh abnormal, terus-menerus, tidak terkendali meskipun stimulusnya tidak
ada dan istilah ini yang lazim dikenal masyarakat sebagai tumor.
Yang termasuk golongan bukan neoplasma misalnya abses atau kantung nanah,
perdarahan di bawah kulit akibat benturan, dan yang sering apabila kantungkantung
kelenjar susu berisi cairan yang disebut sebagai kista payudara. Kurang
lebih 95% wanita berusia di atas 35 tahun pada payudaranya terdapat kista yang
terjadi sebagai akibat adanya perubahan keseimbangan hormonal yang dihasilkan
indung telur, dan kista ini ada yang membesar, ada juga yang tidak dikeluhkan,
tetapi ditemukan pada saat pemeriksaan dengan USG.
Yang termasuk neoplasma jinak terbanyak yang dikenal dengan sebutan
Fibroadenoma, berupa benjolan berbentuk bulat atau lonjong, berbatas jelas,
padat dan bisa berlari-lari seperti kelereng yang acapkali menyerang para gadis
atau ibu-ibu muda usia.
Sedangkan yang dimaksud dengan neoplasma ganas adalah yang lazim kita
kenal sebagai kanker dan penampilannya sangat berbeda dengan jenis neoplasma
jinak yang selanjutnya akan diuraikan berikut ini.
KANKER PAYUDARA
Adalah tumor atau neoplasma ganas yang tumbuh dari sel-sel kantung susu atau
saluran susu maupun pada jaringan ikat penyangganya.
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
51
Apakah penyebab kanker payudara ?
Penyebabnya secara pasti belum diketahui, namun ditengarai bahwa bakat untuk
menderita sakit kanker yang diturunkan mempunyai peranan penting. Jadi secara
harfiah tidak dapat dikatakan bahwa penyakit kanker payudara sebagai penyakit
keturunan, karena terdapat beberapa faktor lain yang turut menentukan mudahnya
terjadi penyakit kanker pada payudara pada seseorang yang disebut sebagai faktor
risiko, antara lain :
• Adanya riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
• Wanita yang tidak menikah
• Wanita yang menikah tetapi tidak mempunyai anak
• Wanita yang mempunyai anak tetapi tidak menyusui
• Wanita yang hamil pertama kali pada usia di atas 35 tahun
• Wanita yang mengalami haid pertama kali pada usia yang sangat muda
• Wanita yang mengalami menopause pada usia sangat tua
• Pernah menderita kanker payudara sebelumnya
• Konsumsi makanan berlemak yang berlebihan
• Kelainan kistik pada payudara
Bila terdapat riwayat keluarga menderita kanker payudara disertai dengan faktor
risikonya, maka kemungkinan untuk menderita kanker payudara menjadi berlipat
ganda dibandingkan bila tidak ada riwayat penyakit maupun faktor risiko tersebut
diatas.
Bagaimana gejala kanker payudara ?
Pada stadium dini tidak menimbulkan gejala yang nyata, acapkali tidak ada rasa
nyeri. Hal ini seringkali mengakibatkan penderita tidak waspada akan penyakit
yang mengintai. Pada saat keluhan muncul biasanya disebabkan karena proses
penyakit berjalan lanjut yaitu menimbulkan pendesakan atau perluasan pada
jaringan tubuh di sekitar tumor, tumornya makin berakar dan bahkan
menimbulkan anak sebar. Keadaan semacam inilah yang biasanya membawa
penderita mencari pertolongan dokter.
Gejala yang ditimbulkan bervariasi bergantung pada stadium penyakit antara
lain :
• Adanya benjolan di payudara yang tidak berbatas jelas
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
52
• Benjolan yang keras dan tidak dapat digerakkan
• Benjolan membesar dalam waktu singkat, biasanya berbilang bulan
• Puting susu mengeluarkan cairan mulai yang jernih sampai cairan
mengandung darah
• Puting susu tertarik ke dalam
• Puting susu mengalami luka lecet berkepanjangan yang tidak sembuh-sembuh
• Kulit payudara berubah mengkerut seperti kulit jeruk
• Kulit payudara kemerahan bahkan terjadi borok yang tidak sembuh-sembuh
Adanya kelainan pada kulit menunjukkan bahwa penyakit ini sudah mencapai
tingkat lanjut, sedangkan pembesaran kelenjar ketiak merupakan tanda adanya
anak sebar.
Bagaimana cara menentukan diagnosis kanker payudara ?
• Dengan perabaan tangan yang terlatih
• Dengan pemeriksaan Ultrasonography (USG)
• Dengan pemeriksaan Mammography
• Dengan pemeriksaan Biopsi aspirasi jarum halus (FNA)
• Dengan pemeriksaan biopsi operasi
• Dengan pemeriksaan petanda tumor, hasilnya tidak memuaskan beayanya
mahal
Bisakah kanker payudara diketahui secara dini ?
Deteksi dini dari kanker payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan
menggunakan alat foto khusus payudara disebut Mammography yang dapat
mendeteksi kanker berukuran kurang dari 5 milimeter. Pada keadaan ini tumor
bisa ditemukan dalam stadium setempat masih terbatas dalam saluran susu,
belum ada perluasan ke jaringan sekitarnya.
Cara lain adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin
sebulan sekali, 1 minggu pasca haid atau pada tanggal yang sama untuk wanita
menopause.
Pemeriksaan ini murah meriah dan tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi tidak
dapat mendeteksi tumor berukuran kecil. Ujung jari-jari tangan kepekaannya
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
53
dapat untuk meraba massa berukuran minimal 1 cm, yang berarti stadium
penyakitnya sudah menjadi lebih tinggi dibandingkan pada ukuran tumor yang
kurang dari 1 cm.
Apakah MAMMOGRAPHY itu ?
Adalah alat pemeriksaan radiologis khusus untuk payudara dengan menggunakan
sinar X dan sifatnya :
• Tidak invasif atau mengakibatkan kerusakan jaringan
• Sedikit menimbulkan rasa nyeri
• Merupakan pemeriksaan sederhana
• Tidak memerlukan obat-obatan
• Dapat digunakan untuk skrining maupun diagnosis kanker payudara
• Hasil pemeriksaan dapat segera diketahui
• Hasil pemeriksaan mempunyai nilai ketepatan yang tinggi bergantung pada :
• Kualitas alatnya
• Kualitas filmnya
• Pengalaman dokter ahli radiologisnya
Siapakah yang memerlukan pemeriksaan MAMMOGRAPHY itu ?
Semua wanita baik yang menikah maupun tidak menikah dan telah berusia di
atas 35 tahun. Pada wanita muda tidak diindikasikan pemeriksaan
Mammography karena jaringan payudaranya masih padat, sulit untuk pembacaan
hasil fotonya sehingga tidak dapat ditemukan kelainannya dan secara ekonomis
hal ini merugikan penderita karena bukan indikasi pemeriksaan.
Kapan dilakukan pemeriksaan MAMMOGRAPHY ?
• Jika tidak ada keluhan : 10 hari pasca haid
• Jika ada keluhan : setelah pemeriksaan klinis dan USG
• Dilakukan teratur pada wanita berusia :
• 35 – 44 tahun : 3 tahun sekali
• 45 – 54 tahun : 2 tahun sekali
• di atas 55 tahun : 1 tahun sekali
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
54
Bagaimana cara pengobatan kanker payudara ?
Ada berbagai metoda pengobatan kanker payudara yang semuanya berdasarkan
pada :
• Besar kecilnya ukuran tumor
• Jenis kankernya
• Derajat keganasannya
• Lokasi kanker apakah dekat dengan puting susu
1. Pembedahan
Pada stadium dini : pembedahan berupa pengangkatan jaringan tumor saja dan
dengan sedikit jaringan di sekitarnya
Pada stadium lanjut dan tumor yang terletak di dekat puting susu : pembedahan
berupa pengangkatan seluruh jaringan payudara dan kelenjar ketiak.
Di negara-negara Eropa kaum wanitanya lebih ekstrem dalam mewaspadai
penyakit kanker payudara. Jika seorang wanita mengidap penyakit kanker maka
seluruh anggauta keluarga yang wanita sedarah seperti anak, ibu, bibi dan nenek
akan dilakukan pemeriksaan analisa DNA. Seandainya ada salah satu dari mereka
didapatkan adanya kelainan pada DNA nya maka mereka mengajukan
permohonan untuk pembedahan pengangkatan jaringan payudara karena mereka
berpandangan lebih baik kehilangan payudara dan bisa panjang umur daripada
mempertahankan payudara untuk menderita berkepanjangan.
2. Khemoterapi atau suntikan anti kanker
• Diberikan pada kanker stadium lanjut dan jenis kanker yang sangat ganas
• Fisik penderita harus dalam keadaan prima dan memberi efek samping
yang sangat tidak menyenangkan
• Harganya sangat mahal
3. Radiasi atau penyinaran
• Menggunakan zat radioaktif
• Diberikan sebagai pengobatan tersendiri pada kanker yang tidak dapat
dioperasi atau sebagai pengobatan kombinasi dengan operasi pada kanker
stadium lanjut
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
55
• Menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan terutama
kerusakan pada kulit
4. Hormonal
Berupa pembedahan pengangkatan indung telur sebagai penghasil hormon
estrogen
5. Kombinasi
Gabungan dari seluruh jenis metoda di atas
Pemeriksaan payudara sendiri ( SARARI )
Pemeriksaan yang dilakukan oleh diri sendiri dan sifatnya :
• Tidak invasif atau mengakibatkan kerusakan jaringan
• Tidak menimbulkan rasa nyeri
• Pemeriksaan yang sangat sederhana
• Tidak memerlukan obat-obatan
• Tidak memerlukan beaya
• Hanya dapat menemukan tumor dengan ukuran minimal 1 cm
• Memerlukan kemauan dan ketelatenan wanita yang bersangkutan
Bagaimana cara melakukan SARARI ?
Dilakukan setiap 1 bulan sekali pada : yaitu pada wanita yang masih haid : 1
minggu pasca haid
Sedangkan pada wanita menopause : pada tanggal yang sama
Apa yang dilihat ?
Pada posisi berdiri atau duduk di depan cermin dengan kedua lengan tergantung
di samping tubuh perhatikan :
• Lihat bentuk payudara : dari depan, samping, kanan dan kiri, adakah
perbedaannya
• Lihat kulitnya : kemerahan, mengkilat, berkerut seperti kulit jeruk atau ada
borok
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
56
• Lihat puting susunya : ada penarikan ke dalam, luka lecet di sekitar puting,
rasa gatal, keluar cairan dari puting susu dan bagaimana warnanya.
Melakukan pemijatan :
Berdiri atau duduk di depan cermin kemudian :
• Payudara dipijat bergantian
• Jika keluar cairan maka perhatikan warnanya :
• Putih jernih : kemungkinan kista payudara
• Kekuningan atau darah : kemungkinan kanker
• Putih – susu : ada bendungan di saluran susu atau pasca menyusui
Bagaimana cara melakukan Periksa raba :
• Berbaring di tempat tidur dan punggung diberi bantal
• Payudara kanan diraba dengan menggunakan tangan kiri dan bergantian
untuk payudara kiri diraba dengan tangan kanan
• Payudara diibaratkan sebuah jam, kemudian mulai perabaan pada jam 12.00,
jam 01.00, jam 02.00 dan seterusnya dengan gerakan dari tepi menuju pusat
yaitu puting susu
• Meraba kedua ketiak, jika ada benjolan maka kemungkinannya adalah :
• Proses infeksi kelenjar getah bening ketiak
• Jaringan payudara tambahan
• Jika ada tumor di payudara kemungkinan telah menyebar ke kelenjar
ketiak
• Batas-batas payudara adalah :
• Tepi atas : antara tulang selangka sampai ketiak
• Tepi luar : garis ketiak luar
• Tepi bawah : batas bawah payudara
• Tepi dalam : tulang dada bagian tengah
Buku Acuan Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
57
KESIMPULAN :
Dari penjelasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa :
• Tidak adanya keluhan belum tentu tidak menderita kanker payudara
• Tumor yang telah teraba, stadiumnya lebih tinggi dibandingkan yang
belum teraba
• Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker
• Pemeriksaan dengan Mammography adalah pilihan tepat untuk deteksi
dini kanker payudara
• Kanker dalam stadium dini menjanjikan kesembuhan yang sempurna
Oleh karena itu tidak perlu dicemaskan secara berlebihan, yang penting adalah
bersikap waspada dengan melakukan upaya deteksi dini
• jangan menyembunyikan penyakit sampai berlarut-larut
• segera berkonsultasi kepada dokter ahli dengan meminta keterangan sejelasjelasnya
dengan penanganan yang tepat.
Kepustakaan :
1. Pathology reporting in breast cancer screening, 2nd edition, NHSBSP
Publication no. 3, April 1995
2. Sjahjenny, Ductal Carcinoma In Situ, Klinik Onkologi Surabaya, Nopember
1998
3. Sjahjenny, Kanker Payudara, Informasi KOS/IV/1999
4. Sjahjenny, Ductal Carcinoma In Situ, Malam Klinik POI, Agustus 1999
5. Borst zelfonderzoek, Nederlandse Kanker Bestrijding/Koningin Wilhelmina
Fonds, 1996
6. Sjahjenny, Apakah Saya Menderita Kanker Payudara ?, Era baru penanganan
kanker payudara, Agustus 2000

Leave a comment